Senin, 18 Februari 2013

Model Desain Pembelajaran Terkini


Dalam teknologi pembelajaran secara konseptual pendidikan didefinisikan merupakan teori dan praktek, dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian proses, sumber, dan system untuk belajar (modifikasi Seels & Richey, 1994).Menurut Joyce dan Weil, yang dimaksud dengan model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lainnya.Sementara yang dimaksud dengan model desain pembelajaran adalah aktivitas pengelolaan dan pengembangan yang dilakukan terhadap komponen-komponen pembelajaran.
A.    Model PPSI ( Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
Model pembelajaran PPSI berkembang pada tahun 1975, yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manajemen yaitu MBO ( Manajemen by Objective). Model PPSI ini muncul dilatarbelakangi oleh paradigma bahwa pendidikan merupakan suatu proses, maka diasumsikan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan sistem, dalam hal ini guru baru sebatas menyalurkan wawasan, belum bertanggung jawab secara profesional, adapun latarbelakang lain adalah tuntutan dari kurikulum 1975 yang berorientasi pada tujuan, relevansi, efisiensi, efektivitas dan kontinuitas.
Konseptual model PPSI merupakan sistem instruksional yang menggunakan pendekatan sistem, yaitu satu kesatuan yang terorganisasi, yang terdiri dari berbagai kompoen yang saling terhubung dalam rangka mencapai tujuan. Sedangkan fungsi dari PPSI adalah mengefeftifkan perencanan dan pelaksanaan program pengajaran secara sistemik dan sistematis, yang menjadi pedoman bagi pendidik untuk melaksanakan proses pembelajaran.
Sistem Instruksional dalam PPSI menunjuk pada pengertian suatu system, yaitu suatu kesatuan yang terorganisir untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Komponen – komponen tersebut diantaranya: materi, metode dan evaluasi.

Description: http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR9_rZSLk4vtbT0pbOfW-amU-nGPRvL1nFEV5PVpAVXzrLU8F76Yw 

Bagan diatas ini merupakan model Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI):
Langkah 1:
Menentukan Tujuan Instruksional Khusus (TIK).
Langkah 2:
Pengembangan alat Evaluasi
Langkah 3:
Membuat materi-materi/ bahan pengajaran yang diperoleh melalui hasil analisis dari Test yang dilakukan pada tahap kedua
Langkah 4:
Tentukan komponen-komponen program pengajaran
Langkah 5:
Tahap penerapan system pengajaran yang sudah dirancang dan dilakukan evaluasi
           






 

 Langkah-langkah Pokok PPSI:
a.       Merumuskan TIK à rumusan ini tentang kemampuan atau tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh siswa sesudah mengikuti suatu program pengajaran tertentu. Kemampuan tersebut dapat dirumuskan secara spesifik dan operasional sehingga dapat diukur.
b.      Menyusun Alat Evaluasi à mengubah atau mempertegas rumusan tujuan instruksional sehingga dapat diukur. Dalam mengembangkan alat evaluasi ini perlu ditentukan terlebih dahulu jenis-jenis test yang digunakan, baik itu test tertulis, test lisan.
c.       Menentukan kegiatan belajar dan materi pelajaran à ini berfungsi sebagai merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menetapkan kegiatan belajar yang masih perlu dilaksanakan.
d.      Merencanakan program kegiatan à suatu pelajaran yang diambil dari satuan kurikulum yang ditentukan jumlah jam pelajarannya. Langkah ini perlu disusun secara strategis proses pengajaran dengan jalan merumuskan peranan dan kegiatan belajar-mengajar yang sistematis sesuai dengan situasi di kelas.
e.       Melaksanakan Program à pertama adalah dilakukan test kemampuan awal, menyampaikan materi pelajaran dan mengadakan evaluasi test akhir.

Pengembangan system instruksional ialah proses menciptakan situasi dan kondisi tertentu yang memungkinkan siswa berinteraksi, sehingga terjadi perubahan perilaku pengembangan system ini memerlukan pemantauan interaksi siswa. Pengembangan ini senantiasa didasarkan pada pengalaman.
Dalam penyusunan rancangan pengajaran ada langkah-langkah secara system ; cara mencapainya dipilih cara-cara tertentu, kondisi, dan perubahan. Hasil uji coba member informasi yang dapat dijadikan bahan penilaian perihal tingkat kesulitan suatu program pembelajaran. Sedangkan model ialah prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses melaksanakan pengembangan system pengajaran sesuai kebutuhan.

B.     MODEL GLESSER
Robert Glasser (1962) telah mengembangkan suatu model pembelajaran yang membagi proses belajar – mengajar dalam empat komponen atau tahapan.
Model Glasser
·         Instructional Goals à pembelajaran dilakukan dengan cara melihat langsung atau menggunakan objek sesuai dengan mata pelajaran dan tujuan pembelajaran. Jadi seorang siswa diharapkan langsung  bersentuhan dengan objek pelajaran. Dalam hal ini siswa lebih ditekankan pada praktek.
·         Entering Behaviour à pelajaran yang diberikan pada siswa dapat diperlihatkan dalam bentuk tingkah laku, siswa terjun langsung ke lapangan
·         Instructional procedures à membuat prosedur pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Sehingga pembelajaran  sesuai dengan proseduralnya.
·         Performance assessment à pembelajaran diharapkan dapat mengubah penampilan atau perilaku siswa secara tetap atau perilaku siswa yang menetap.

Rounded Rectangle: Instructional Goals Rounded Rectangle: Entering Behaviour
Rounded Rectangle: Instructional procedures
Rounded Rectangle: Performance assessment








Menurut Glasser, sekolah pada umumnya berhasil membina perilaku ilmiah, meskipun demikian adakalanya sekolah gagal membina kehangatan hubungan antar pribadi. Agar sekolah dapat membina kehangatan hubungan antar pribadi, maka yang harus dilakukan adalah:
1.      Guru memiiki rasa keterlibatan yang mendalam
2.      Guru dan siswa harus berani menghadapi realitas, dan berani menolak perilaku tidak bertanggung jawab
3.      Siswa mau belajar cara berperilaku yang lebih baik. Agar siswa dapat membina kehangatan hubungan antar pribadi, dan guru perlu menggunakan strategi mengajar secara khusus

C.  Model Pengembangan Gerlach dan Ely
Model pembelajaran Gerlach dan Ely merupakan suatu metode perencanaan pengajaran yang sistematis. Model ini menjadi suatu garis pedoman atau suatu peta perjalanan pembelajaran karena dalam model ini diperlihatkan keseluruhan proses belajar mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan secara rinci setiap komponennya. Dalam model ini juga diperlihatkan hubungan antara elemen yang satu dengan yang lainnya serta menyajikan suatu pola urutan yang dapat dikembangkan dalam suatu rencana untuk mengajar.
Model yang dikembangkan oleh Gerlach dan Ely (1971) dimaksudkan sebagai pedoman perencanaan mengajar.Pengembangan sistem instruksional menurut model ini melibatkan sepuluh unsur seperti terlihat dalam flow chart di halaman berikut.












 Unsur-unsur dalam desain instruksional yang dikembangkan oleh Gerlach dan Ely
1)      Merumuskan tujuan pembelajaran (specification of object)
Tujuan instruksional harus dirumuskan dalam kemampuan apa yang harus dimiliki pada tingkat jenjang belajar tertentu. Tujuan pembelajaran harus bersifat jelas (tidak abstrak dan tidak terlalu luas) dan operasional agar mudah diukur dan dinilai.
2)      Menentukan isi materi (specification of content)
Bahan atau materi pada dasarnya adalah isi dari kurikulum yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi, topic/sub topic dan rinciannya.Isi materi berbeda-beda menurut bidang studi, sekolah, tingkatan dan kelasnya, namun isi materi harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapainya.Pemilihan materi haruslah spesifik agar lebih mudah membatasi ruang lingkupnya dan dapat lebih jelas dan mudah dibandingkan dan dipisahkan dengan kelompok lainnya.
3)      Menurut kemampuan awal/penilaian kemampuan awal siswa (Assesment of Entering behaviors)
Kemampuan awal siswa ditentukan dengan memberikan tes awal.Pengetahuan tentang kemampuan awal siswa ini penting bagi pengajar agar dapat memberikan dosis pelajaran yang tepat; tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah.Pengetahuan tentang kemampuan awal juga berguna untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan, misalnya apakah perlu persiapan remedial.
4)      Menentukan teknik dan strategi (Determination of strategy)
Menurut Gerlach dan Ely, strategi merupakan pendekatan yang dipakai pengajar dalam memanipulasi informasi, memilih sumber-sumber, dan menentukan tugas/peranan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Dengan perkataan lain, pada tahap ini pengajar harus menentukan cara untuk dapat mencapai tujuan instruksional dengan sebaik-baiknya. Dua bentuk umum tentang pendekatan ini adalah berntuk eksopose (espository) yang lazim dipergunakan dalam kuliah-kuliah tradisional, biasanya lebih bersifat komunikasi satu arah, dan bentuk penggalian (inquiry) yang lebih mengutamakan partisipasi siswa dalam proses belajar-mengajar. Dalam pengertian instruksional yang sempit, metode ini merupakan rencana yang sistematis untuk menyajikan pesan atau informasi instruksional.
5)      Pengelompokan belajar (Organization of groups)
Setelah menentukan pendekatan dan metode, pengajar harus mulai merencanakan bagaimana kelompok belajar akan diatur. Pendekatan yang menghendaki kegiatan belajar secara mandiri dan bebas (independent study) memerlukan pengorganisasian yang berbeda dengan pendekatan yang memerlukan banyak diskusi dan partisipasi aktif siswa dalam ruang yang kecil, atau untuk mendengarkan ceramah dalam ruang yang luas.
6)      Menentukan pembagian waktu (Allocation of times)
Pemilihan strategi dan teknik untuk ukuran kelompok yang berbeda-beda tersebut mau tidak mau akan memaksa pengajar memikirkan penggunaan waktunya, yaitu apakah sebagian besar waktunya harus dialokasikan untuk presentasi atau pemberian informasi, untuk pekerjaan laboratorium secara individual, atau untuk diskusi. Mungkin keterbatasan ruangan akan menuntut pengaturan yang berbeda pula karena harus dipecah ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.
7)      Menentukan ruang (Allocation of space)
Sesuai dengan tiga alternative pengelompokan belajar seperti pada no.5, alokasi ruang ditentukan dengan menjawab apakah tujuan belajar dapat dipakai secara lebih efektif dengan belajar secara mandiri dan bebas, berinteraksi antarsiswa, atau mendegarkan penjelasan dan bertatap muka dengan pengajar.
8)      Memilih media instruksional yang sesuai (Allocation of Resources)
Pemilihan media ditentukan menurut tanggapan siswa yang disepakati.Jadi tidak sekadar yang dapat memberikan stimulus rangsangan belajar. Gerlach dan Ely mambagi media sebagai sumber belajar ini ke dalam lima katergori, yaitu: (a) manusia dan  benda nyata, (b) media visual proyeksi, (c) media audio, (d) media cetak, dan (e) media display.

9)      Mengevaluasi hasil belajar (evaluation of performance)
Kegiatan belajar adalah interaksi antara pengajar dan siswa, interaksi antara siswa dan media instruksional.Hakiakat belajar adalah perubahan tingkah laku belajar pada akhir kegiatan instruksional.Semua usaha kegiatan pengembangan instruksional di atas dapat dikatakan berhasil atau tidak setelah tingkah laku akhir belajar tersebut dievaluasi.Instrumen evaluasi dikembangkan atas dasar rumusan tujuan dan harus dapat mengukur keberhasilan secara benar dan objektif.Oleh sebab itu, tujuan instruksional harus dirumuskan dalam tingkah laku belajar siswa yang terukur dan dapat diamati.
Gerlach dan Ely membagi media sebagai sumber belajar menjadi 5 kategori:
  1. Manusia dan benda nyata
  2. Media visual proyeksi
  3. Media audio
  4. Media cetak
  5. Media display
10)  Menganalisis umpan balik (analisys of feedback)
Analisis umpan balik merupakan tahap terakhir dari pengembangan sistem instruksional ini.Data umpan balik yang diperoleh dari evaluasi, tes, observasi, maupun tanggapan-tanggapan tentang usaha-usaha instruksional ini menentukan, apakah sistem, metode, maupun media yang dipakai dalam kegiatan instruksional tersebut sudah sesuai untuk tujuan yang ingin dicapai atau masih perlu disempurnakan.
Gerlach dan Ely mengatakan bahwa melalui tesEnteryngBehaviors (kemampuan awal) siswa, guru akan mengetahui apa yang dibawa atau yang telah diketahui oleh siswa terhadap sesuatu pelajaran pada saat (pelajaran) dimulai. Para perancang pembelajaran atau guru dalam mengembangkan satuan pelajaranya dia harus mengetahui; siapa kelompok, populasi, atau sasaran kegiatan pembelajaran tersebut?Perlunya guru atau perancang pembelajaran mengetahui kemampuan awal ini, agar pelaksanaan pembelajaran berjalan efektif, karena pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa terdapat juga pengetahuan yang merupakan prerequisit bagi tugas belajar yang baru.Untuk mengetahui kemampuan awal sekelompok siswa atau mahasiswa perlu diadakan tes awal (pre-test).Tes awal mempunyai fungsi atau tujuan yang berharga dan penting bagi pengembangan suatu pembelajaran.
 Kelebihan model pengembangan desain instruksional pembelajaran Gerlach dan Ely:
  1. Sangat teliti dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran
  2. Cocok digunakan untuk segala kalangan
Kekurangan model pengembangan desain instruksional pembelajaran Gerlach dan Ely:
  1. Terlalu panjangnya prosedur perancangan desain pembelajaran
  2. Tidak adanya tahapan pengenalan karakteristik siswa

D.                Model Pembelajaran Jerold E. Kemp
            Menurut Kemp, desain pembelajaran terdiri dari banyak bagian dan fungsi yang saling berhubungan dan mesti dikerjakan secara logis agar mencapai apa yang diinginkan.
Model Kemp adalah sebuah pendekatan yang mengutamakan sebuah alur yang dijadikan pedoman dalam penyusunan perencanaan program. Alur tersebut merupakan rangkaian yang sistematis yang menghubungkan tujuan hingga tahap evaluasi.
Komponen-komponen dalam model pembelajaran Kemp ini dapat berdiri sendiri, sehingga sewaktu-waktu tiap komponennya dapat dilakukan revisi.

Model pembelajaran Kemp dapat digunakan di semua tingkat pendidikan, mulai dari Sekolah dasar sampai perguruan tinggi.


Ada 4 unsur yang merupakan dasar dalam membuat model Kemp:
1.      Untuk siapa program itu dirancang? (ciri pebelajar)
2.      Apa yang harus dipelajari? (tujuan yang akan dicapai)
3.      Bagaimana isi bidang studi dapat dipelajari dengan baik? (metode/strategi pembelajaran)
4.      Bagaimana mengetahui bahwa proses belajar telah berlangsung? (evaluasi)
Desain Model Pembelajaran Jerold E. Kemp diarahkan untuk menjawab tiga pertanyaan berkaitan dengan hal-hal yang diperlukan dalam mendesain pembelajaran berikut:
1.      Apa yang mesti diajarkan?
2.      Apa prosedur dan sumber yang akan digunakan untuk menjangkaumutu pembelajaran yang diinginkan?
3. Bagaimana caranya kita untuk mengetahui nilai yang diperoleh dari pembelajaran tersebut?
Pada dasarnya,perencanaan dalam desain pembelajaran terdiri atasdelapan langkah:
a. Menentukan tujuan dan daftar topik,menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran tiap topiknya;
b. Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut didesain;
c. Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya dapat dijadikan tolak ukur perilaku pelajar;
d. Menentukan isi meteri pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan;
e. Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar belakang pelajar dan pemberian level pengetahuan terhadap suatu topik;
f. Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenangkan atau menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa siswa akan mudah menyelesaikan tujuan yang diharapkan,
g. Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana pembelajaran;
h.   Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan pembelajaran serta melihat kesalahan-kesalahan dan peninjauan kembali beberapa fase dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan.

            Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Setiap guru / pengajar berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang siswanya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. 

1 komentar:

Mitha mengatakan...

Cantumin nama yg buatnya tolong, buat tugas